SMAN 1 Pasaman Adakan Pelatihan Pembelajaran Tanpa Batas Gunakan Microsoft Teams

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Pasaman Kabupaten Pasaman Barat mengadakan pelatihan mengusung tema “Pembelajaran tanpa batas menggunakan Microsoft Teams”

Pelatihan diikuti sebanyak 16 guru dari perwakilan 16 mata pelajaran yang diajarkan dan berlangsung di Gedung Labor TIK SMA Negeri 1 Pasaman selama 4 hari, 17 sampai 21 Februari 2022.

Microsoft Teams adalah dunia digital yang menyatukan percakapan, konten, penugasan dan aplikasi di satu tempat, dimana guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis. Pemateri pelatihan tersebut adalah Guru TIK SMA Negeri 1 Jepara Ninok Eyiz Summianingrum dan M. Elfin Noor.

Kepala SMAN I Pasaman Ahmad Hosen S. Pd., M.M. pada sambutan pembukaannya menyatakan pelatihan tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaga pengajar di SMAN I Pasaman.

“Kami merupakan sekolah yang beruntung karena diberikan kesempatan dan dukungan oleh Asean Education Foundation (EAF) dan Kedutaan Australia dengan program BRIDGE School Partnership. Dukungan tersebut dalam bentuk batuan moril maupun materi menjadi salah satu sekolah terpilih untuk program BRIDGE. SMAN I Pasaman merupakan sekolah yang terpilih untuk program BRIDGE itu sejak tahun 2019 lalu, “ ujar Ahmad Hosen kepada Rakyat Sumbar,kemaren.

Pada kesempatan itu, pemateri pelatihan Ninok Eyiz Summianingrum dan M. Elfin Noor mengatakan pada saat ini, insan guru berada di era digital. Semua aktivitas pendidikan seperti pembelajaran di kelas, penilaian bahkan pengumuman hasil belajar dilakukan secara digital. Bahkan, sendi-sendi kehidupan lainnya tidak bisa lepas dari pemanfaatan
teknologi digital.

“Tidak dapat dipungkiri, dampak era digital pun mempengaruhi sikap dan perilaku peserta didik dalam keseharian,”tukasnya.

Karena itu, dalam mendidik, guru harus memiliki beberapa keterampilan untuk menghadapi
perubahan kebudayaan di era serba cepat ini dan digital ini. Guru wajib memiliki keterampilan yang disebut dengan ‘Keterampilan Abad 21.

“ Ketrampilan itu adalah modal utama seorang guru dalam menghadapi era digital tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang guru peserta pelatihan Desi Susanti mengatakan adapun keterampilan abad 21 yang wajib dimiliki guru adalah kesabaran dan kegigihan, memahami perkembangan iptek, berpikir kreatif, dan manajemen dunia maya. Dalam hal ini, memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Hal ini berlaku secara global. Penggunaan internet dan media sosial tidak luput mengimbas peserta didik. Sehingga guru harus menyikapi dalam pembelajaran.

“Misalnya, memberi tugas dengan memanfaatkan internet atau mengarahkan peserta didik untuk belajar lewat layanan les daring. Bisa juga guru mengarahkan anak untuk mengunduh materi pelajaran berupa tutorial pembelajaran atau soal-soal latihan pada pelajaran tertentu.

Guru pun juga perlu memanfaatkan teknologi itu di dalam kelas. Terlebih sekarang banyak aplikasi pembelajaran online yang dapat dilakukan dengan cara mengunduh aplikasinya,”ungkap Desi.

Karena itu, program kemitraan sekolah BRIDGE adalah program pendidikan inovatif yang membangun kemitraan sekolah antara komunitas sekolah Australia dan Indonesia. BRIDGE membangun pengetahuan, kemampuan dan keterampilan profesional pendidik dan siswa berkolaborasi dalam proyek, melatih keterampilan bahasa, dan mengembangkan persahabatan seumur hidup dengan sekolah mitra mereka.

BRIDGE menyadari bahwa pemahaman antar budaya sangat penting untuk membekali kaum muda untuk hidup dan bekerja dengan sukses sebagai warga lokal dan global yang bertanggung jawab.

Program ini mendukung pendidik dan siswa untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya mereka, kemampuan digital dan literasi kehidupan nyata dan memperkuat pengetahuan daerah dan keterampilan bahasa mereka.

Kegiatan pelatihan itu berlangsung lancar dan sukses. Para para guru peserta pelatihan mengaku mereka merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. (son)